Vatikan Bantah Paus Fransiskus Melakukan Pengusiran Setan

Italia - Sebuah rekaman gambar pada sebuah saluran TV yang menunjukkan reaksi seorang pria yang duduk dikursi roda saat Paus Fransiskus meletakkan tangan di kepalanya, menjadi sebuah kontroversi akan keberadaan praktik eksorsisme (pengusiran setan) di Gereja Katolik.

Seorang pemuda di kursi roda, membuka mulutnya saat Paus meletakan tangan di kepalanya. Foto BBC Indonesia

Rekaman yang ditampilkan pada stasiun televisi yang dimiliki oleh konfrensi Uskup Italia menggambarkan seorang pemuda, yang berada di kursi roda, membuka mulutnya -seakan-akan seperti menjerit atau bernapas dalam- saat Paus Fransiskus meletakkan tangannya di kepala dan berdoa baginya selama misa di Lapangan Santo Petrus.

Pria itu kemudian gemetar tak terkendali dan merosot di kursinya. BBC melaporkan Selasa (21/5).

Stasiun TV tersebut mengatakan tidak diragukan lagi bahwa Paus telah melakukan pengusiran setan atau berdoa untuk membebaskan orang tersebut dari setan.

Namun, Juru bicara Sri Paus, Federico Lombardi mengatakan bahwa Sri Paus tidak memiliki niat untuk melakukan tindakan pengusiran setan apapun.

"Melainkan, karena dia sering berhadapan dengan orang sakit atau menderita dalam perjalanannya, Paus hanya ingin berdoa bagi orang yang menderita," kata Federico Lombardi dalam sebuah pernyataan.

Pada Selasa (21/05), direktur TV 2000, yang menyiarkan gambar tersebut, meminta maaf atas laporan tersebut. "Saya minta maaf karena telah mengubah kebenaran atas fakta dan untuk orang-orang yang terkait, terutama saya meminta maaf kepada Paus," kata Dino Boffo.

Namun, beberapa figur religius di Roma tetap meyakini bahwa kejadian tersebut merupakan tindakan pengusiran setan.

Salah satunya adalah mantan kepala eksorsisme Vatikan, Gabriele Amorth, yang dikutip oleh media Italia, mengatakan dia juga pernah melakukan pengusiran setan kepada pemuda bernama Angelo.

Diakui atau tidak, praktik eksorsisme atau pengusiran setan dapat dijumpai di dalam beberapa keyakinan agama besar di dunia seperti Katolik maupun Islam.[JD]