Muslimah Rusia Bom Bus Tewaskan 6 Orang

Rusia - Seorang wanita berjilbab menaiki sebuah bus dan melakukan serangan bunuh diri dengan bom di Rusia selatan sehingga menewaskan enam orang penumpang di pinggiran wilayah Caucasus Utara pada Senin, (21/10).

Para penyelidik menyalahkan wanita berusia 30 tahun dari Dagestan - Provinsi Caucasus Utara di wilayah pusat pemberontakan - juga melukai 28 orang, delapan di antaranya berada dalam kondisi kritis, kata Komite Investigasi federal seperti yang dilaporkan Reuters, Selasa (22/10/2013).

Televisi negara memperlihatkan gambar, yang diambil dari kamera yang dipasang di panel pengemudi, terhadap ledakan yang merobek menerjang bus saat berjalan sepanjang jalur pepohonan, menimbulkan pecahan logam dan pecahan kaca.

"Ada ledakan - bang - Semua kaca terbang keluar dari jendela," seorang saksi mata bernama Ivan, yang melihat peristiwa itu dari balik kemudi mobilnya yang berada di belakang bus meceritakan kepada televisi Rossiya-24.

"Awan asap keluar dan saya melihat orang-orang mulai berjatuhan dan melarikan diri dari bus. Itu adalah pemandangan yang mengerikan," katanya "Itu adalah pemandangan yang mengerikan"

Polisi mengindentifikasi pelaku pemboman adalah Naida Asiyalova. Wanita berusia 30 tahun itu berasal dari Dagestan, Wilayah Caucasus Utara, yang saat ini tengah terjadi pemberontakan Muslim.
Juru Bicara Komite Investigasi Rusia Vladimir Markin mengatakan Naida naik ke dalam bus, tak lama kemudian bus meledak.

"Wanita ini berjilbab. Dia naik bus di salah satu perhentian bus, dan ledakan terjadi tak lama setelah itu," ujar Markin.

Serangan disebut akan berdampak pada pelaksanaan Olimpiade Musing Dingin pada Februari 2014 di Kota Resor Sochi, tak jauh dari Caucasus Utara.

Sebuah sumber penegak hukum di Dagestan mengatakan kepada Reuters bahwa Naida Asiyalova telah menjadi istri Dmitry Sokolov, seorang pria dari pinggiran kota Moskow yang bergabung dengan kelompok pemberontak Muslim di Dagestan tahun lalu.

Keduanya bertemu secara online, kata sumber polisi. Asiyalova kemudian pindah ke Moskow untuk menikah dengan Sokolov yang berusia 20, sepuluh tahun lebih muda darinya. Pada bulan Juli 2012, orang tuanya mengeluarkan pengumuman orang hilang ketika Asiyalova tidak pulang dari kelas bahasa Arab.[JD]