Nigeria - Bagaimanakah rasanya jika anak Anda pergi ke sekolah di pagi hari tetapi ia tidak kunjung pulang? Inilah yang dirasakah oleh ratusan orang tua di Nigeria yang putri-putrinya diculik oleh kelompok militan Islam Boko Haram
Setelah peristiwa pembunuhan wanita-wanita di Thailand oleh pemberontak Muslim, kini dunia dikejutkan oleh peristiwa penculikan 200-an anak perempuan oleh Muslim Boko Haram, sebuah organisasi Islam militan di Nigeria, pada 16 April 2014.
Nama militan Islam ini dalam bahasa lokal berarti "pendidikan Barat adalah haram". Kelompok ini terutama menentang pendidikan bagi wanita. Dalam hukum syariah menurut versi mereka, perempuan harus di rumah mengurus anak dan merawat suami mereka, bukan di sekolah belajar membaca dan menulis.
Tempo, Selasa (13/5/201) melaporkan bahwa penculikan 16 April lalu bukan yang pertama. Serentetan penculikan telah dilakukan mulai Mei 2013 ketika pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengumumkan dalam sebuah video bahwa langkah ini adalah bagian dari kampanye terbaru mereka. Penculikan, katanya, adalah pembalasan atas tindakan pasukan keamanan Nigeria menangkapi para istri dan anak-anak anggota kelompok ini. Mereka yang diculik, kata dia, akan memulai hidup baru sebagai "hamba".
Sebagian besar yang diculik adalah perempuan. Pada bulan November, kelompok militan Islam ini menculik puluhan wanita Kristen, sebagian besar dari mereka kemudian diselamatkan oleh operasi militer di sebuah hutan di Maiduguri. Pada saat penyelamatan mereka, beberapa dari mereka hamil atau memiliki anak, yang lainnya dipaksa masuk Islam dan menikah dengan penculiknya.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan Muslim Boko Haram telah menculik gadis-gadis mulai usia 12 tahun. Dalam dua bulan pertama tahun ini, sudah diculik setidaknya 25 perempuan, termasuk anak-anak, menurut Human Rights Watch.
Kelompok militan Islam ini selalu bergerak menghindari kejaran aparat sambil terus melakukan teror. Mereka umumnya meninggalkan istri mereka ketika lari ke tempat persembunyian di tengah hutan. Beberapa anak perempuan dan perempuan yang diculik menggantikan posisi istri mereka, untuk melakukan tugas-tugas harian dan memenuhi kebutuhan biologisnya.
Saat ini berbagai media sosial melaksanakan gerakan kampanye dengan hastag hashtag Bring Back Our Girls atau #BringBackOurGirls untuk mendesak pemerintah Nigeria untuk menyelamatkan gadis-gadis tersebut.[JD]
Kampanye Bring Back Our Girls menuntut penyelamatan gadis-gadis yang diculik oelh Muslim Boko Haram. Foto: theguardian.com |
Nama militan Islam ini dalam bahasa lokal berarti "pendidikan Barat adalah haram". Kelompok ini terutama menentang pendidikan bagi wanita. Dalam hukum syariah menurut versi mereka, perempuan harus di rumah mengurus anak dan merawat suami mereka, bukan di sekolah belajar membaca dan menulis.
Tempo, Selasa (13/5/201) melaporkan bahwa penculikan 16 April lalu bukan yang pertama. Serentetan penculikan telah dilakukan mulai Mei 2013 ketika pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengumumkan dalam sebuah video bahwa langkah ini adalah bagian dari kampanye terbaru mereka. Penculikan, katanya, adalah pembalasan atas tindakan pasukan keamanan Nigeria menangkapi para istri dan anak-anak anggota kelompok ini. Mereka yang diculik, kata dia, akan memulai hidup baru sebagai "hamba".
Sebagian besar yang diculik adalah perempuan. Pada bulan November, kelompok militan Islam ini menculik puluhan wanita Kristen, sebagian besar dari mereka kemudian diselamatkan oleh operasi militer di sebuah hutan di Maiduguri. Pada saat penyelamatan mereka, beberapa dari mereka hamil atau memiliki anak, yang lainnya dipaksa masuk Islam dan menikah dengan penculiknya.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan Muslim Boko Haram telah menculik gadis-gadis mulai usia 12 tahun. Dalam dua bulan pertama tahun ini, sudah diculik setidaknya 25 perempuan, termasuk anak-anak, menurut Human Rights Watch.
Kelompok militan Islam ini selalu bergerak menghindari kejaran aparat sambil terus melakukan teror. Mereka umumnya meninggalkan istri mereka ketika lari ke tempat persembunyian di tengah hutan. Beberapa anak perempuan dan perempuan yang diculik menggantikan posisi istri mereka, untuk melakukan tugas-tugas harian dan memenuhi kebutuhan biologisnya.
Saat ini berbagai media sosial melaksanakan gerakan kampanye dengan hastag hashtag Bring Back Our Girls atau #BringBackOurGirls untuk mendesak pemerintah Nigeria untuk menyelamatkan gadis-gadis tersebut.[JD]