Ini Alasan ISIS Beri Budak Wanita sebagai Hadiah Lomba Mengaji

Irak - Apakah alasan yang mendasari ISIS memberikan hadiah berupa budak wanita untuk pemenang lomba mengaji?
Kejutan kembali muncul dari dunia Islam saat kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menjadikan budak wanita sebagai hadiah dalam lomba menghafal ayat-ayat suci Alquran di Suriah.

Alquran. ISIS menggunakan Alquran untuk lomba mengaji dengan hadiah berupa budah wanita. Foto; wikipedia.org
Seperti yang dilansir oleh New York Post, Rabu (24/6/2015) dari keterangan Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) dan Proyek Clarion, dua institut penelitian independen yang melacak akun-akun media sosial terkait kelompok terorisme, ISIS menyelenggarakan lomba mengaji dengan memberikan wanita sebagai hadiah, atau disebut "sibya".

Lomba mengaji tersebut diselenggarakan oleh Departemen Dakwah dan Masjid di Provinsi Al-Baraka, Suriah, dalam rangka bulan Ramadan. Kontes tersebut telah diumumkan pada 19 Juni lalu melalui sejumlah akun Twitter milik ISIS.

Pernyataan ISIS di Twitter juga merinci daftar hadiah untuk 10 pemenang lomba mengaji tersebut, termasuk uang tunai senilai kurang lebih US$ 500. Untuk tiga pemenang utama akan diberi hadiah budak wanita. "Juara pertama (akan diberi) sibya (budak wanita yang ditangkap dalam perang)," demikian pernyataan MEMRI menerjemahkan pernyataan ISIS.

Analis keamanan nasional Proyek Clarion yang berbasis di New York, Ryan Mauro menyebut ada dua tema utama dalam lomba ini. Pertama, mereka yang paling mengikuti Islam sebenarnya dan kedua, mereka yang mengakui ISIS sebagai negara yang sah. Kontes ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa anggota ISIS juga mempelajari Alquran dan bahwa ISIS tidak terpengaruh oleh kecaman dunia internasional.

"Dengan memamerkan perbudakan, ISIS membual bahwa mereka telah mempraktikkan Islam dalam penafsiran paling harfiah, tidak mempedulikan pendapat publik dan menolak penafsiran modern. Mereka juga menunjukkan bahwa mereka memiliki sistem pendidikan Islam dan menjadi khalifah yang nyata," jelas Mauro.

Lalu apa alasan dan dasar ISIS memberikan budak wanita sebagai hadiah alih-alih hadiah lainnya? Dan tafsiran harfiah terhadap ajaran Islam yang mana?

Tidak ada yang tahu secara pasti, namun kebutuhan seksual merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri dan dihindari bagi segenap anggota jihadis ISIS yang mayoritas adalah pria. Hadiah seorang wanita tentu menjadi sesuatu yang dianggap berharga di mata mereka. Namun hadiah tersebut haruslah bersifat "halal" dalam pemikiran dan penafsiran mereka terhadap Alquran.

Kemungkinan ISIS telah menginterpretasikan atau menafsirkan ayat-ayat Alquran sebagai bentuk pelegalan tindakannya tersebut. Salah satunya yaitu menafsirkan Surah An-Nisaa Ayat : 24 (Alquran 4:24) yang berbunyi:

"dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni'mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu . Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (sumber 1, sumber2)

Dengan klaim bahwa anggota ISIS juga mempelajari Alquran, ISIS berusaha untuk menunjukkan bahwa dalam ajaran Islam yang sebenarnya mengajarkan dan menghalalkan untuk melakukan perbudakan, dan dihalalkan pula untuk mengawini budak-budak tersebut yang merupakan sibya (budak wanita yang ditangkap dalam perang).

Jika pemikiran ISIS mengenai perbudakan ini digunakan juga oleh dunia Arab Saudi, khususnya para majikan yang menyewa para Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia, maka tidak mengherankan adanya kasus-kasus kekerasan berupa pemerkosaan yang dialami oleh para TKW Indonesia yang dianggap sebagai budak yang telah mereka beli dan boleh diperlakukan sesuai keinginan mereka.[JD]