Indonesia - Teroris Muslim yang baru tertangkap ternyata telah mempersiapkan untuk serangkaian teror bom ke gereja dan kelenteng serta kantor kepolisian pada Hari HUT Kemerdekaan RI Ke-70, demikian yang dinyatakan oleh Kalpoda Jawa Tengah.
Pujian terhhadap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang telah berhasil menangkap 1 orang yang diduga terkait kasus terorisme di wilayah Sleman, Yogyakarta. Penangkapan tersebut dibenarkan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Erwin Triwanto.
Brigjen Polisi Erwin Triwanto mengatakan, 1 terduga terorisme berinisial SF (Syafruddin Al Fahmi) berusia 25 tahun, merupakan warga Solo, Jawa Tengah.
"Ya benar ditangkap kemarin di Jalan Raya Jogja Solo Dusun Cupuwatu Kalasan Sleman. Ditangkap di jalan," ujar Kalpoda DIY, seperti yang diberitakan Liputan 6, Rabu (26/8/2015).
Erwin menjelaskan, penangkapan SF merupakan hasil dari pengembangan kasus terorisme di Solo beberapa waktu lalu. Saat itu penangkapan SF dilakukan pada sore hari. "Kemarin 25 Agustus 2015 pukul 18.30 WIB. Pengembangan dari Solo," katanya.
Erwin menuturkan, saat ini SF sudah diamankan di Mabes Polri untuk pengembangan lebih lanjut.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Noer Ali mengatakan, Densus 88 Antiteror Mabes Polri di wilayah Surakarta menangkap 3 tersangka teroris pada 12 Agustus 2015. "Tiga tersangka itu adalah Ibad, YZ dan G," kata dia di Mapolresta Solo, Jumat 14 Agustus 2015.
Berdasarkan penelusuran, tiga terduga teroris yang dibekuk tim Densus 88 tersebut bernama Sugiyanto alias Giyanto alias Gento (35), Yuskarman (30), Ibadur Rahman alias Ali Robani alias Ibad. Sedangkan, satu lagi berinisial U belum berhasil ditangkap.
Ketiganya diduga perakit bom dan terlibat jaringan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Dari penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti 25 liter asam nitrat, 21 buah switching lengkap dengan bahan peledak low exsplosive, beberapa bendera dan baju ISIS.
Para tersangka teroris itu, lanjut Noer Ali, akan melakukan serangkaian teror bom di sejumlah lokasi. Teror bom tersebut akan dilakukan di tempat ibadah umat Nasrani (gereja) dan Kong Hu Cu (kelenteng) serta kantor kepolisian pada 17 Agustus 2015.[JD]
Pujian terhhadap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang telah berhasil menangkap 1 orang yang diduga terkait kasus terorisme di wilayah Sleman, Yogyakarta. Penangkapan tersebut dibenarkan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Polisi Erwin Triwanto.
Ilustrasi: Anggota Densus 88 tangkap teroris (foto:Istimewa - sindonews.net) |
Brigjen Polisi Erwin Triwanto mengatakan, 1 terduga terorisme berinisial SF (Syafruddin Al Fahmi) berusia 25 tahun, merupakan warga Solo, Jawa Tengah.
"Ya benar ditangkap kemarin di Jalan Raya Jogja Solo Dusun Cupuwatu Kalasan Sleman. Ditangkap di jalan," ujar Kalpoda DIY, seperti yang diberitakan Liputan 6, Rabu (26/8/2015).
Erwin menjelaskan, penangkapan SF merupakan hasil dari pengembangan kasus terorisme di Solo beberapa waktu lalu. Saat itu penangkapan SF dilakukan pada sore hari. "Kemarin 25 Agustus 2015 pukul 18.30 WIB. Pengembangan dari Solo," katanya.
Erwin menuturkan, saat ini SF sudah diamankan di Mabes Polri untuk pengembangan lebih lanjut.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Noer Ali mengatakan, Densus 88 Antiteror Mabes Polri di wilayah Surakarta menangkap 3 tersangka teroris pada 12 Agustus 2015. "Tiga tersangka itu adalah Ibad, YZ dan G," kata dia di Mapolresta Solo, Jumat 14 Agustus 2015.
Berdasarkan penelusuran, tiga terduga teroris yang dibekuk tim Densus 88 tersebut bernama Sugiyanto alias Giyanto alias Gento (35), Yuskarman (30), Ibadur Rahman alias Ali Robani alias Ibad. Sedangkan, satu lagi berinisial U belum berhasil ditangkap.
Ketiganya diduga perakit bom dan terlibat jaringan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Dari penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti 25 liter asam nitrat, 21 buah switching lengkap dengan bahan peledak low exsplosive, beberapa bendera dan baju ISIS.
Para tersangka teroris itu, lanjut Noer Ali, akan melakukan serangkaian teror bom di sejumlah lokasi. Teror bom tersebut akan dilakukan di tempat ibadah umat Nasrani (gereja) dan Kong Hu Cu (kelenteng) serta kantor kepolisian pada 17 Agustus 2015.[JD]