Mengejutkan Indonesia, Reynhard Sinaga Pemerkosa Paling Produktif di Inggris

Indonesia - Ayah dari Reynhard Sinaga, seorang mahasiswa Indonesia yang digambarkan sebagai pemerkosa paling produktif di Inggris mengatakan hukuman seumur hidup putranya "sesuai dengan kejahatannya", karena kasus mengerikan itu memicu kejutan dan rasa jijik di Indonesia.


Reynhard Sinaga tertangkap CCTV (kanan) dan flat atau tempat tinggak sebagai TKP. Foto: YouTube

Pada hari Senin (6/1/2020), seorang hakim di Manchester menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Reynhard Sinaga, seorang mahasiswa doktoral berusia 36 tahun dan menyebutnya "predator seksual yang jahat" yang memangsa pria-pria muda yang mabuk pada malam hari.

Pengadilan telah mendengar bahwa dia mungkin telah menyerang sebanyak 195 orang, memikat mereka ke flatnya dengan tawaran tempat tinggal atau alkohol. 

Sinaga dinyatakan bersalah atas 159 kejahatan, termasuk 136 perkosaan dan delapan percobaan perkosaan, pada empat persidangan terpisah, menurut Crown Prosecution Service, menjadikannya "pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris". 

"Kami menerima putusan itu. Hukumannya sesuai dengan kejahatannya. Saya tidak ingin membahas kasus ini lebih jauh," kata Saibun, ayah Reynhard seperti yang dilansir AFP.

Pihak keluarga Reynhard tidak bisa segera dihubungi oleh AFP. 

The Jakarta Post melaporkan bahwa Sinaga lahir di provinsi Jambi di Sumatra tetapi menghabiskan waktu di Depok di pinggiran Jakarta. 

Dia dilaporkan pindah ke Inggris pada tahun 2007 untuk mengambil gelar master dalam sosiologi dan kemudian mengejar gelar PhD di Universitas Leeds. 

Laporan-laporan media mengatakan dia adalah anak tertua dari empat bersaudara yang berasal dari keluarga kaya. 

Seorang teman sekelas Universitas Indonesia mengatakan dia terkejut dengan kejahatannya. 

"Dia tidak pernah berkelakuan buruk. Dia bahkan tidak pernah memperlakukan teman-temannya dengan tidak hormat. Itulah sebabnya berita itu sangat mengejutkan bagi semua teman-temannya," wanita itu, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Channel News Asia. 

"Tidak ada yang tahu bagaimana teman kita yang manis, pendiam, dan baik hati ini berubah menjadi monster yang mampu melakukan kejahatan keji seperti itu," tambahnya. 

Persidangan pertama Reynhard dimulai pada pertengahan 2018. Yang terakhir berakhir Desember lalu. Tidak ada yang bisa dilaporkan sampai pembatasan yang diberlakukan untuk menghindari prasangka juri dicabut pada hari Senin. 

Reynhard diduga menggunakan obat penenang untuk membuat korbannya tidak sadar sebelum merekam serangannya. Kebanyakan tidak tahu apa-apa tentang serangan itu. Dia ditangkap saat salah satu korbannya terbangun ketika ia beraksi.[JD]