Indonesia - Peristiwa mengagetkan dan memilukan terjadi pada penggiat media sosial Ade Armando yang dikeroyok massa demo pada 11 April 2022.
Foto: shutterstock |
Ade Armando yang juga merupakan dosen FISIP di Universitas Indonesia dikeroyok saat demo 11 April lalu yang digelar aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di kompleks DPR RI, Jakarta.
Akibat pengeroyokan tersebut, kondisi Ade Armando cukup memprihatinkan. Ia terluka di bagian kepala sehingga memerlukan CT scan untuk mengetahui kondisi bagian dalam kepalanya.
Para pelaku pengeroyokan sampai berita ini diturunkan ada yang sudah di tangkap dan masih ada yang buron. Dan Ade Armando dalam kondisi yang mulai membaik meskipun sebelumnya sempat mengalami muntah darah.
Menurut sahabat Ade Armando, Nong Darol Mahmada, Ade Armando dan tim datang melakukan peliputan atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS). Tujuannya untuk membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS.
Meskipun tidak ikut demo, Ade Armando memantau dan mendukung aksi mahasiswa yang menuntut penolakan perpanjangan masa jabatan presiden.
Sejumlah penggiat media sosial nampak heran dengan kehadiran Ade Armando yang datang untuk mendukung penolakan perpanjangan masa jabatan presiden yang jelas-jelas isu ini sudah tidak relevan lagi semenjak Pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo telah berkali-kali menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan menolak penundaan pemilu.
Ade Armando dianggap lengah dan tidak berjaga-jaga saat menghadiri aksi demo yang dengan mudah telah disusupi oleh para radikalis dan tentu saja oleh para pembenci dirinya.
Sebagai Muslim, Ade Armando sendiri dikenal kritis terhadap kelompok-kelompok garis keras Islamis yang berusaha melegalkan segala cara termasuk kekerasan untuk mengganti ideologi Indonesia yaitu Pancasila menjadi ideologi khilafah.
Sikap kritis inilah yang membuat Ade Armando tidak disukai dan cenderung dibenci oleh kaum Islamis radikal yang belakangan sering disebut dengan istilah kadrun (kadal gurun).
Menuai Buah Karma Buruk?
Pernyataan gegabah dan tidak bertanggung jawab ini jelas mendapatkan banyak kritikan dan menyakiti perasaan umat agama lain lantaran ia tidak menyertakan bukti dari pernyataannya itu. Jika Ade Armando telah membaca semua kitab suci semua agama, bukankah ia dengan mudah menyebutkan ayat-ayat kebencian mana yang ada dalam kitan suci agama tertentu? Jika tanpa bukti bukankah ini menjurus ke arah fitnah terhadap agama lain?
Menurut ajaran mengenai karma, pernyataan yang gegabah dan tidak bertanggung jawab serta fitnah juga merupakan sebuah perbuatan (karma) buruk yang akan menghasilkan buah karma yang buruk juga.
Apakah peristiwa yang dialami Ade Armando adalah akibat dari perbuatan buruknya tersebut? Mungkin saja.
Kehadiran tidak biasa dan kelengahan Ade Armando di demo mahasiswa menjelaskan bagaimana hukum karma tidak dapat dihalangi jika sedang bekerja dan akan menemukan jalannya untuk menimbulkan akibat dari perbuatan seseorang. Dan "eksekusi" sehingga buah karma buruk berbuah tidak harus dilakukan oleh orang yang telah disakiti.
Di sisi lain, mungkin saja Ade Armando juga sedang menuai buah karma (perbuatan) baiknya yang selama ini ia lakukan, sehingga meskipun dikeroyok massa dan terluka parah, nyawanya dapat diselamatkan.
Namun yang pasti dan jelas, menurut ajaran karma, para penjahat pengeroyok Ade Armando juga akan menuai buah karma buruk mereka, cepat atau lambat.
Dan menurut ajaran karma, siapa pun orangnya, apapun agamanya, apapun afiliasi politiknya, apapun sukunya, selama ia melakukan perbuatan buruk maka ia akan menerima keburukan.[JD]