Indonesia - Sebuah penelitian mengungkapkan adanya perilaku kera di Bali yang menggunakan batu sebagai sex toys atau mainan seks.
Foto: wikipedia |
Setiap tahun, ribuan pengunjung berduyun-duyun travel ke Mandala Suci Wenara Wana atau Hutan Kera di Ubud, Bali untuk melihat kera ekor panjang di habitat aslinya.
Menurut penelitian terbaru, para pengunjung bisa mendapatkan lebih dari yang mereka harapkan.
Para peneliti dari Universitas Lethbridge telah mengungkapkan bagaimana kera di sana – baik jantan maupun betina – sering menggunakan alat-alat batu sebagai mainan seks untuk kesenangan diri mereka sendiri.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa primata non-manusia lainnya melakukan masturbasi menggunakan berbagai alat.
Misalnya, pada tahun 2018, para peneliti melihat simpanse jantan liar menggunakan botol plastik bekas untuk bersenang-senang.
Dan pada tahun 2016, seekor simpanse jantan di Tanzania terlihat sedang melakukan masturbasi dengan sepotong buah.
Namun, hingga saat ini belum jelas apakah kera ekor panjang juga melakukan masturbasi dengan alat bantu.
Dalam penelitian terbaru, para peneliti mempelajari rekaman video yang diambil dari kera ekor panjang di Mandala Suci Wenara Wana dari 2016-2019.
Dalam video tersebut, mereka melihat ratusan contoh kera menggosok-gosokan atau mengetuk-ketuk batu di alat kelamin mereka saat dalam posisi duduk.
Menurut para peneliti, kera jantan lebih banyak bermain dengan batu ketika alat kelamin mereka direntangkan dengan satu tangan atau tegak, yang menunjukkan bahwa tindakan itu untuk kesenangan seksual.
Namun, lebih sulit untuk memahami apakah kera betina juga menggosok batu untuk kesenangan seksual atau tidak.
Seperti yang dilansir Daily Mail, mereka cenderung memilih batu yang lebih kasar untuk diterapkan pada alat kelamin mereka, yang menurut para peneliti dapat memberikan rangsangan yang lebih besar daripada batu halus.
Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa primata melakukan masturbasi sebagai cara untuk membersihkan sperma berkualitas rendah sebelum mereka kawin.
Namun, dalam kasus ini, kera Bali jantan tidak menggunakan mainan seksnya untuk berejakulasi.
Sebaliknya, para peneliti percaya kera-kera tersebut hanya menggunakan mainan seks untuk kesenangan.
Berbicara kepada New Scientist, Dr Cyril Grueter, Associate Professor Primatologi di Universitas of Western Australia, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan: "Perilaku ini tidak perlu menetapkan fungsinya selain penghargaan diri."
'Selama perilaku tersebut tidak berdampak negatif terhadap kesehatan individu (kera), hal itu mungkin tidak akan disingkirkan.'
Fakta bahwa kera diberi makan secara teratur oleh para pengunjung suaka juga dapat mendorong perilaku tersebut, menurut Dr Grueter.
'Kera-kera ini mendapatkan makanan dari orang-orang dan karenanya mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mencari makanan alami,' tambahnya.
'Ini membebaskan waktu dalam jadwal aktivitas mereka yang dapat dikhususkan untuk kegiatan yang tidak penting, seperti masturbasi dengan mainan seks.'[JD]