Amerika Serikat - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa monogami telah berevolusi karena perilaku ini dapat melindungi para bayi dari pembunuhan yang dilakukan oleh pesaing pria dari suatu pasangan.
Photo: EssJayNZ/Flick |
Manusia pria dan wanita memiliki cenderung kuat untuk hidup bersama secara monogami meskipun untuk jangka waktu dan tingkat kesetian yang sangat beragam. Bagaimana hal ini muncul menjadi topik perdebatan di kalangan peneliti.Sebuah penelitian terbaru memberikan sebuah kesimpulan yang mengejutkan. Di antara makhluk primata, kemungkinan ternasuk manusia, kehidupan monogami mengalami evolusi karena monogami melindungi para bayi dari pembunuhan yang dilakukan oleh para pejantan pesaing.
Hidup secara sepasang yang oleh para peneliti sebut sebagai monogami sosial, telah berulang kali berevolusi di antara para hewan, meskipun dalam proporsi yang sangat beragam di antara kelompok yang berbeda. Dalam hal ini, sekitar 90% spesies burung secara sosial merupakan monogami, kemungkinan karena mengerami telur dan memberi makan anaknya merupakan pekerjaan penuh waktu yang membutuhkan kedua orang tua.
Tetapi pada mamalia, betina membawa bayi di dalam tubuhnya dan bertanggung jawab untuk menyediakan susu untuk bayinya - dan hanya 5% dari spesies mamalia secara sosial merupakan monogami. Hal ini membuat kebanyakan mamalia jantan bebas berlarian ke sana ke mari dan menghamili betina lain.
Namun, bagi primata nampaknya menjadi sebuah kasus kusus. Sekitar 27% spesies primata secara sosial adalah monogami, dan studi terbaru oleh Christopher Opie, seorang antropolog di University College London, dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa monogami sosial muncul relatif terlambat dalam evolusi primata, hanya sekitar 16 juta tahun yang lalu. (Primata paling awal diketahui ke sekitar 55 juta tahun yang lalu). Seperti yang diberitakan oleh ScienceMag.org, Senin 29 Juli 2013.
Tapi mengapa monogami sosial muncul di antara semua mamalia termasuk primata mengingat banyaknya keuntungan reporduksi bagi para pejantan memiliki akses ke betina lain sebanyak mungkin? Para ilmuwan telah emngungkapkan tiga hipotesa utama: 1. Monogami menyediakan pengasuhan bayi yang lebih efektif, seperti pada burung. 2. Monogami mencegah para betina untuk kawin dengan para pejantan saingan, khususnya pada spesies yang para betinanya memiliki banyaknya "ruang" dan sama sekali tidak bisa dimonopoli oleh satu pejantan atau 3. Monogami melindungi dari risiko pembunuhan bayi yang sangat tinggi di antara beberapa spesies primata, termasuk simpase dan gorila, dan yang sering dijelaskan oleh keinginan dari pejantan pesaing untuk mengembalikan secara cepat satu induk betina ke keadaan subur sehingga pejantan pesaing tersebut dapat menjadi bapak dari keturunannya.
Beberapa peneliti berpikir bahwa kombinasi dari ketiga faktor tersebut, dan mungkin ada yang lainnya lagi, memberikan penjelasan terbaik untuk monogami.
Memecahkan perdebatan ini adalah penting, kata para peneliti, terutama untuk memahami evolusi perilaku kawin manusia. Meskipun manusia tidak sepenuhnya monogami, "munculnya ikatan-pasangan pada manusia merupakan sebuah transisi evolusi besar, yang secara dramatis mengubah lintasan evolusi spesies kita," kata Sergey Gavrilets, ahli biologi evolusi di Universitas Tennessee, Knoxville. Banyak peneliti berpikir bahwa kita tidak bisa mengevolusi otak besar kita tanpa pengasuhan bersama selama jangka ketidakberdayaan yang diperlukan oleh otak bayi untuk tumbuh ke ukuran penuh mereka. "Memahami kekuatan yang mendorong transisi tersebut dapat membantu kita lebih memahami penyebab keunikan manusia," tambah Gavrilets.[JD]