Ilmuwan Temukan Sumber Merkuri Pada Ikan di Samudra Pasifik

Amerika Serikat - Kadar zat merkuri dalam ikan laut Pasifik cenderung meningkat selama dekade mendatang, kata para peneliti yang melaporkan mereka telah menemukan bagaimana zat merkuri masuk ke ikan di lautan terbuka.


Para peneliti menyimpulkan bahwa hingga 80 persen dari bentuk racun merkuri (metil merkuri) yang di temukan pada makanan ikan di lautan dalam Pasifik Utara diproduksi di kedalaman laut kemungkinan oleh bakteri yang menempel pada potongan bahan-bahan organik yang tenggelam.

Para peneliti mengatakan mereka juga yakin bahwa merkuri yang ditemukan pada ikan dekat Hawaii kemungkinan melalui perjalanan udara selama ribuan kilometer sebelum tersimpan di lautan oleh hujan. Mereka mencatat bahwa perikanan Pasifik Utara tersebut searah mata angin dari negara-negara industrialisasi pesat seperti China dan India. Negara-negara ini semakin bergantung pada pembangkit listrik pembakaran batu bara, yang merupakan sumber utama pencemaran merkuri.

Studi tersebut dipublikasikan secara online pada 25 Agustus di jurnal Nature Geoscience.

"Penelitian ini memperkuat hubungan antara merkuri yang dikeluarkan dari negara-negara Asia dan ikan yang kita tangkap dari Hawaii dan mengkonsumsi di negeri ini," kata pemimpin peneliti studi tersebut, Joel Blum, seorang ilmuwan lingkungan di Universitas Michigan, dalam sebuah rilis berita universitas.

"Implikasinya adalah jika kita akan secara efektif mengurangi konsentrasi merkuri dalam ikan lautan terbuka, kita harus mengurangi emisi global merkuri, termasuk emisi dari tempat-tempat seperti China dan India," kata Blum. "Membersihkan garis pantai kita sendiri tidak akan cukup. Ini adalah masalah atmosfer global."

Cara utama metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui makan ikan predator besar seperti ikan todak dan tuna. Efek buruk kesehatan dari metil merkuri termasuk kerusakan sistem saraf pusat, jantung dan sistem kekebalan tubuh, demikian menurut rilis berita tersebut. Pengembangan otak janin dan anak-anak sangat rentan.

Kesembilan spesies ikan yang termasuk dalam penelitian ini adalah: ikan terbang, mahi-mahi, tuna kuning, cakalang, MoonFish (opah), tuna bigeye, ikan todak, dan dua spesies ikan lentera.[JD]