Indonesia - Berakhirnya tahun 2013 nampaknya menjadi akhir tragis bagi kehidupan 6 militan Muslim teroris yang mati ditembak Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang menyergap para terduga teroris di Jalan AMD, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada malam Tahun Baru 2014.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, penggerebekan terhadap keenam terduga teroris tersebut merupakan pengembangan atas ditangkapnya seorang terduga teroris lainnya, Anton alias Septi, di Banyumas, Jawa Tengah.
"A alias S ini ditangkap di Banyumas kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB," kata Boy di sekitar lokasi penggerebekan, seperti yang dilaporkan Kompas, Rabu (1/1/2014).
Dari pengembangan tersebut, petugas yang telah melakukan pengintaian mulai melakukan pergerakan sekira pukul 19.00 WIB. Hasilnya, petugas melumpuhkan Daeng alias Dayat yang saat itu tengah berada di depan Gang H Hasan, Jalan KH Dewantoro, Kelurahan Sawah, Ciputat, rumah kontrakan mereka.
Boy mengatakan, Dayat yang saat itu sedang dibonceng dengan menggunakan sepeda motor terpaksa ditembak petugas karena melawan saat akan ditangkap. Namun, nyawa Dayat tak tertolong ketika dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sementara itu, seorang pengendara sepeda motor yang ditumpangi Dayat diamankan.
Bou juga mengatakan, para terduga teroris yang ditembak mati itu memiliki keterkaitan dengan kelompok Abu Roban. Kelompok ini, kata Boy, adalah kelompok sama yang melakukan penembakan terhadap beberapa anggota polisi, seperti Aipda Dwiyatna, Aiptu Kus Hendratna, dan Brigadir Maulana.
Selain itu, menurut Boy, kelompok ini juga memiliki hubungan dengan aksi perampokan toko emas dan bank yang juga terjadi beberapa waktu lalu. Dalam kasus ini, mereka melakukan aktivitas pengumpulan dana atau fa'i untuk mendukung serangkaian aksi teror mereka.
Selain uang, senilai Rp 200 Juta, Densus juga menemukan enam bom rakitan berbentuk pipa yang diisi paku. Ditemukan juga daftar daftar 30 vihara yang akan dijadikan target teroris serta 50 buku soal jihad. Boy mengatakan daftar target itu berisi nama-nama vihara yang tersebar di DKI Jakarta, terutama Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Daftar itu, katanya, sudah dicetak dari komputer dalam bentuk hard copy.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, penggerebekan terhadap keenam terduga teroris tersebut merupakan pengembangan atas ditangkapnya seorang terduga teroris lainnya, Anton alias Septi, di Banyumas, Jawa Tengah.
"A alias S ini ditangkap di Banyumas kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB," kata Boy di sekitar lokasi penggerebekan, seperti yang dilaporkan Kompas, Rabu (1/1/2014).
Dari pengembangan tersebut, petugas yang telah melakukan pengintaian mulai melakukan pergerakan sekira pukul 19.00 WIB. Hasilnya, petugas melumpuhkan Daeng alias Dayat yang saat itu tengah berada di depan Gang H Hasan, Jalan KH Dewantoro, Kelurahan Sawah, Ciputat, rumah kontrakan mereka.
Boy mengatakan, Dayat yang saat itu sedang dibonceng dengan menggunakan sepeda motor terpaksa ditembak petugas karena melawan saat akan ditangkap. Namun, nyawa Dayat tak tertolong ketika dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sementara itu, seorang pengendara sepeda motor yang ditumpangi Dayat diamankan.
Bou juga mengatakan, para terduga teroris yang ditembak mati itu memiliki keterkaitan dengan kelompok Abu Roban. Kelompok ini, kata Boy, adalah kelompok sama yang melakukan penembakan terhadap beberapa anggota polisi, seperti Aipda Dwiyatna, Aiptu Kus Hendratna, dan Brigadir Maulana.
Selain itu, menurut Boy, kelompok ini juga memiliki hubungan dengan aksi perampokan toko emas dan bank yang juga terjadi beberapa waktu lalu. Dalam kasus ini, mereka melakukan aktivitas pengumpulan dana atau fa'i untuk mendukung serangkaian aksi teror mereka.
Selain uang, senilai Rp 200 Juta, Densus juga menemukan enam bom rakitan berbentuk pipa yang diisi paku. Ditemukan juga daftar daftar 30 vihara yang akan dijadikan target teroris serta 50 buku soal jihad. Boy mengatakan daftar target itu berisi nama-nama vihara yang tersebar di DKI Jakarta, terutama Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Daftar itu, katanya, sudah dicetak dari komputer dalam bentuk hard copy.