Perserikatan Bangsa Bangsa - Jumlah warga Palestina yang menjadi korban tewas sejak aksi militer Israel "Operation Protective Edge" dilancarkan pada 8 Juli 2014, tembus hingga 1000 lebih nyawa. Pertanyaan yang muncul, mengapa begitu banyak korban dipihak Palestina, khususnya warga sipil? Mengapa tidak ada otoritas Palestina yang memperingatkan warganya untuk menyingkir dari daerah konflik?
Atau apakah justru Hamas yang menggunakan warga Palestina sebagai perisai untuk menarik simpati dunia sehingga dunia mendukung mereka?
Mungkinkah dengan ditemukannya roket-roket di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Gaza baru-baru ini merupakan salah satu bukti bahwa Hamas menggunakan fasilitas umum yang terdapat warga sipil sebagai perisai mereka?
Sekjen PBB pada hari Rabu (23/7/2014) mengatakan "terkejut" mendengar bahwa roket-roket yang ditemukan ditempatkan di sebuah sekolah yang dikelola PBB di Gaza, sekarang "telah hilang," dan ia menuntut peninjauan penuh insiden tersebut.
Sebuah pernyataan oleh juru bicara Ban Ki-moon menyatakan Sekjen PBB "marah dan menyesal" terhadap penempatan senjata di lokasi yang dijalankan oleh organisasi global. PBB mengatakan bahwa telah terjadi setidaknya sejauh ini dua kali dalam pertikaian saat ini.
"Mereka bertanggung jawab mengalihkan sekolah-sekolah menjadi sasaran potensial militer, dan membahayakan kehidupan anak-anak yang tidak bersalah," kata staf PBB seperti yang dikutip dari abc News, Rabu (23/7/2014).
Roket-roket tersebut telah ditempatkan di salah satu sekolah yang dikelola oleh badan pengungsi PBB untuk Palestina, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) di Gaza.
Setelah senjata-senjata tersebut ditemukan, "sesuai dengan praktek standar, UNRWA menyerahkannya kepada pemerintah daerah. Sejak itu, mereka telah hilang," kata wakil juru bicara Ban, Farhan Haq, mengatakan dalam sebuah e-mail Rabu malam.
Kelompok militan Islam Hamas menguasai Gaza. Bagi Amerika Serikat, Israel dan Uni Eropa semua menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, tetapi PBB tidak.
Seminggu yang lalu, UNRWA mengatakan bahwa selama pemeriksaan rutinnya ditemukan sekitar 20 roket yang tersembunyi di salah satu sekolah Gaza kosong dan meminta para militan untuk menghormati "kesakralan dan integritas" properti PBB. Dikatakan insiden tersebut merupakan "yang pertama dari jenisnya di Gaza."
Pada hari Selasa (22/7/2014), UNRWA melaporkan insiden kedua, mengatakan bahwa roket-roket disembunyikan di sebuah sekolah kosong selama pemeriksaan rutin. "Staf UNRWA ditarik dari tempat, sehingga kami tidak dapat mengkonfirmasi jumlah yang tepat dari roket tersebut," kata pernyataan tersebut. "Sekolah tersebut terletak di antara dua sekolah UNRWA lainnya yang saat ini masing-masing menampung 1.500 pengungsi."
Keberadaan roket-roket di tempat-tempat warga sipil Palestina dapat berpotensi menjadikan tempat tersebut sasaran serangan militer. Dan bukankah tidak mengherankan jika Hamas dengan teganya meluncurkan roket-roketnya ke Israel dari tempat-tempat yang padat penduduknya dan menjadikan warga Palestina sebagai perisai hidup saat Israel balas menembak?