Singapura - Warga Singapura hari ini berkabung atas wafatnya mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, di Singapore General Hospital pada Senin (23/3/2015) pukul 03.18 wakti Singapura, di usia 91 tahun.
Demikian pernyataan resmi dari pemerintah Singapura seperti dilansir oleh Kompas, Senin pagi.
Lee Kuan Yew telah memimpin Singapura sebagai perdana menteri selama 31 tahun sejak 1959 hingga mundur pada 1990. Ia merupakan negarawan yang mengubah Singapura dari kota pelabuhan kecil menjadi salah satu negara terkuat di Asia.
Lee Kuan Yew dinilai sebagai seorang tokoh karismatik Singapura. Ia mendirikan Partai Aksi Rakyat, yang telah memerintah Singapura sejak tahun 1959. Ia juga merupakan perdana menteri pertama negara tersebut.
Ia secara luas dihormati oleh banyak warga Singapura, khususnya generasi tua, yang mengingat inspirasi kepemimpinannya selama kemerdekaan dan pemisahan dari Malaysia pada 9 August 1965.
Dalam hal keagamaan, Lee diidentifikasi sebagai seorang agnostik pada beberapa kesempatan, terutama saat wawancara dengan Goh Keng Swee pada tahun 1983 ketika yang kemudian mengindedifikasi Lee sebagai agnostik.
Lee secara pribadi menyatakan agnostisisme selama wawancara dengan The New York Times pada tahun 2010, namun menjelaskan bahwa ia telah mempraktikkan kepercayaan tradisi Tionghoa saat tumbuh dewasa. Lee berhenti mempraktikkan kepercayaan tradisi Tionghoa setelah kematian ayahnya pada tahun 1997.
Ia memperkuat pandangan agama dalam otobiografinya, menyatakan, "Saya tidak akan menyebut diriku seorang ateis. Saya tidak menyangkal atau menerima bahwa ada Tuhan."
Pada tahun 2009, Lee Kuan Yew mengidentifikasi dirinya sebagai anggota dari komunitas Buddhis/Taois dalam sebuah wawancara dengan Mark Jacobson untuk National Geographic Magazine.
Dengan wafatnya Lee, Singapura berkabung dari 23 hinggga 29 Maret 2015. Jasad Lee Kuan Yew akan dikremasi di Mandai Crematorium.[JD]
Lee Kuan Yew (1923 – 2015) |
Lee Kuan Yew telah memimpin Singapura sebagai perdana menteri selama 31 tahun sejak 1959 hingga mundur pada 1990. Ia merupakan negarawan yang mengubah Singapura dari kota pelabuhan kecil menjadi salah satu negara terkuat di Asia.
Lee Kuan Yew dinilai sebagai seorang tokoh karismatik Singapura. Ia mendirikan Partai Aksi Rakyat, yang telah memerintah Singapura sejak tahun 1959. Ia juga merupakan perdana menteri pertama negara tersebut.
Ia secara luas dihormati oleh banyak warga Singapura, khususnya generasi tua, yang mengingat inspirasi kepemimpinannya selama kemerdekaan dan pemisahan dari Malaysia pada 9 August 1965.
Dalam hal keagamaan, Lee diidentifikasi sebagai seorang agnostik pada beberapa kesempatan, terutama saat wawancara dengan Goh Keng Swee pada tahun 1983 ketika yang kemudian mengindedifikasi Lee sebagai agnostik.
Lee secara pribadi menyatakan agnostisisme selama wawancara dengan The New York Times pada tahun 2010, namun menjelaskan bahwa ia telah mempraktikkan kepercayaan tradisi Tionghoa saat tumbuh dewasa. Lee berhenti mempraktikkan kepercayaan tradisi Tionghoa setelah kematian ayahnya pada tahun 1997.
Ia memperkuat pandangan agama dalam otobiografinya, menyatakan, "Saya tidak akan menyebut diriku seorang ateis. Saya tidak menyangkal atau menerima bahwa ada Tuhan."
Pada tahun 2009, Lee Kuan Yew mengidentifikasi dirinya sebagai anggota dari komunitas Buddhis/Taois dalam sebuah wawancara dengan Mark Jacobson untuk National Geographic Magazine.
Dengan wafatnya Lee, Singapura berkabung dari 23 hinggga 29 Maret 2015. Jasad Lee Kuan Yew akan dikremasi di Mandai Crematorium.[JD]