Myanmar - Foto yang diklaim sebagai seorang wanita Muslim Rohingya dan anaknya yang mati digantung di Myanmar beredar di media sosial, di saat dunia internasional melihat dengan bias terhadap para imigran Benggala yang mengklaim dirinya sebagai Rohingya yang mendatangi negara-negara Asia Tenggara.
Dalam foto itu nampak seorang wanita berbaju merah dan mengenakan rok berwarna hijau tergantung dengan leher terjerat tali di sebuah tebing bata. Bersamanya ada dua anak laki-laki yang juga tergantung dengan leher terjerat tali.
Adegan memilukan dalam foto ini belakangan tersebar melalui media sosial khususnya Twitter di kalangan Muslim baik dalam negeri maupun luar negeri, baik yang radikal maupun moderat. Ada yang memberi judul: Wanita Muslim dan Anaknya Dibunuh oleh Buddha Myanmar" atau "A Muslim mother & her children hanged by the Buddhists in Burma" dengan tagar #rohingya #muslim atau #genocide.
Namun para netizen yang naif tersebut tidak menyertakan sumber foto tersebut, tidak menceritakan di mana tepatnya di Myanmar kejadian itu terjadi. Mereka hanya mendapatkan foto tanpa menanyakan sumbernya dan langsung percaya, kemudian kembali menyebarkan dengan penambahan judul yang menyedihkan dan menggugah untuk jihad, ditambah tagar (hastag) tentunya.
Berdasarkan penelusuran Jarum Detik, foto tersebut ternyata adalah hoax atau berita bohong atau manipulasi kebenaran. Dengan kata lain foto itu sendiri adalah benar ada dan adegan seperti yang diperlihatkan pada foto memang terjadi, tetapi info atau berita yang diikutsertakannya adalah salah.
Netizen khususnya Muslim yang ikut menyebarkan foto ini hanya mendapatkan satu informasi saja dari penampilan foto tersebut, yaitu warna kulit dari wanita dan anaknya yang serupa dengan etnis Benggala yang mengklaim dirinya sebagai Rohingya.
Apakah itu adalah wanita Muslim Rohingya bersama kedua anaknya? Apakah itu terjadi di Myanmar (Burma)? Belum tentu, dan hanya dapat diketahui melalui penelusuran dan penelitian.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Foto apakah itu? Dan dari mana awal foto itu beredar? Berikut penelusuran Jarum Detik (JD) yang dibantu oleh Google Image.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengetahui asal dari beredarnya foto itu di internet adalah dengan mencari gambar yang sama dengan bantuan Google Image yang dapat diatur menuju tanggal dan tahun sebelumnya saat foto itu pertama kali muncul di internet dan tertangkap oleh mesin pencari Google.
Akhirnya JD menemukan sumber foto tersebut dan juga informasi mengenainya berdasarkan ukuran dan tanggalnya.
Tanggal tertua dari kemunculan di internet foto yang diklaim sebagai seorang wanita Muslim Rohingya dan anaknya yang mati digantung di Myanmar, dengan kualitas yang cukup bagus adalah pada tanggal 30 Januari 2015.
Foto tertua pada tanggal 30 Januari 2015 tersebut dipublikasikan oleh situs documentingreality.com dalam laman forumnya. Sumber: www.documentingreality.com/forum/f10/woman-hangs-herself-two-children-152123/ (Peringatan : Foto sangat mengganggu)
Dalam situs tersebut dijelaskan oleh pengirim bahwa foto tersebut adalah foto seorang wanita yang bunuh diri dengan ikut serta membawa anaknya.
I was going to put this in the Hanging thread, but it was an interesting enough case that I felt it deserved its own thread.Foto inilah yang nampaknya kemudian menyebar di internet dan informasinya mulai bias pada awal bulan Februari 2015, khususnya di Twitter dan di kalangan Muslim dengan manipulasi info menjadi "Buddha atau Buddhis Myanmar bunuh wanita Muslim dan anaknya"
This woman committed suicide by hanging and decided to take her two young sons out with her at the same time. Some pretty elaborate ropework there, to get all three to hang in unison. Though I'll say they got pretty lucky that that busted-up old rotted log the rope was anchored too didn't break and leave them in the bottom of that pit with busted legs instead of busted necks.
Police don't have a clear motive for the action, but they are certain it was suicide.
Contohnya seperti yang dikicaukan oleh Hamza212_ (@Hamza212_) pada 6 Februari 2015 dalam bahasa Perancis ia memberi info pada foto tersebut:
Birmanie: Cette mère et ces 2 fils ont été pendus par des bouddhistes car ils étaient musulmans..
(Burma: Ibu dan kedua anaknya digantung oleh Buddha karena mereka adalah Muslim ..)
Dan kicauannya telah di-retwitts sebanyak 4.098 kali sejak 6 Februari 2015. Ini berarti ada 4.098 orang atau akun yang mempercayai kicauan palsunya tersebut tanpa bertanya lebih lanjut dari mana asal fotonya.
Telah diketahui bahwa foto pertama dengan kualitas cukup baik dipublikasikan oleh situs documentingreality.com, adalah foto seorang wanita yang bunuh diri dengan ikut serta membawa anaknya. Tapi di mana tempat kejadiannya? Apakah di Myanmar (Burma/Birma)? Atau di Irak tempat Muslim ISIS memenggal kaum Yazidi?
(Peringatan : Foto sangat mengganggu)
Ternyata kejadian dalam foto tersebut terjadi di Desa Valpur (Valpur village / Velpur village), di distrik Alirajpur, negara bagian Madhya Pradesh, India, seperti yang dilaporkan oleh Daily Bhaskar News pada 24 Januari 2015. Dan kejadiannya terjadi pada Jumat 23 Januari 2015. Sumber: daily.bhaskar.com/news/MP-IND-mother-kills-two-kids-then-ends-her-life-in-madhya-pradesh-4883079-PHO.html (Peringatan : Foto sangat mengganggu).
Dalam berita tersebut dilaporkan:
Indore: This mother first killed her two children and then committed suicide on Friday night. Police officers were informed about the incident on Friday night itself, but bodies could not be pulled out as it was dark and the police allegedly had no means to carry out the operation that time. Ideally efforts should have been made to look for any sign of life but police conveniently came in the morning to pull out the bodies. This incident happened at Valpur village which comes under Alirajpur district in Indore.Dari penelusuran di atas jelas bahwa foto wanita yang mati tergantung bersama kedua anaknya bukan foto Wanita Muslim Rohingya dan Anaknya Digantung di Myanmar.
(Indore: Pertama Ibu ini membunuh dua anaknya dan kemudian bunuh diri pada Jumat malam. Para petugas Polisi diberitahu tentang insiden tersebut pada Jumat malam itu, tetapi tubuh-tubuh tersebut tidak bisa ditarik keluar karena gelap dan polisi diduga tidak memiliki sarana untuk melaksanakan operasi saat itu. Idealnya upaya untuk mencari tanda-tanda kehidupan harus dilakukan, tetapi polisi seenaknya datang di pagi hari untuk menarik keluar tubuh tersebut. Kejadian ini terjadi di desa Valpur yang berada di bawah kabupaten Alirajpur di Indore.)
Kasus manipulasi informasi foto yang dikaitkan dengan Rohingya dan Buddhis atau Buddha Myanmar telah terjadi pada 2012-2013 dan kini terjadi lagi dan dilakukan oleh mereka-mereka yang berpikiran jahat. Seperti pepatah mengatakan memfitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Isu-isu kekerasan disertai pembataian terkait Rohingya di Myanmar sering digunakan baik oleh kelompok radikal Islam hingga media. Yang pertama untuk mengacaukan suasana dengan membangkitkan semangat jihad memerangi non-Muslim. Dan yang kedua untuk dompet mereka alias meningkatkan pendapatan mereka dengan memberikan informasi atau berita yang berkesan seru, lagi hangat, dan juga banyak peminatnya.
Dan kurangnya infomasi langsung dari Myanmar, membuat banyak media yang tidak mendapatkan informasi, maka mereka akan meng-copy-paste atau menyalin laporan media lain yang mendapatkannya, dengan menambahkan "pernah-pernik" seperti menambahkan kata-kata yang seru dan lebih menarik sehingga tidak berkesan menjiplak. Contoh: pembaca akan lebih tertarik dengan judul "Imigran Muslim Rohingya datang dengan perahu" dibanding "Imigran Myanmar datang naik perahu", padahal media tersebut belum mengonfirmasikan apakah benar imigran itu dari Rohingya atau Rakhine atau Bangladesh, apa benar ia Muslim, dan tidak adanya identitas diri hanya klaim semata.
Kejamnya, para radikal menggunakan foto-foto yang tidak ada hubungannya dan memberikan informasi yang salah. Seperti foto para bhiksu Tibet yang menolong korban gempa atau foto pembunuhan di Suriah dijadikan foto untuk aksinya dengan mengatakan itu foto Buddha atau Buddhis Myanmar membantai Muslim Rohingya/ (Baca juga: Relawan MER-C: Tidak Ada Pembantaian Muslim Rohingya)
Dan jika Anda menggunakan dan menyebarkan foto seorang wanita India yang bunuh diri dengan ikut serta membawa anaknya atau foto lainnya dan menyebut atau menginformasikannya sebagai wanita Muslim Rohingya dan anaknya yang mati digantung di Myanmar, Anda telah menjadi bagian dari radikalisme yang menganut Taqiya. Semoga tidak demikian.
Berikut beberapa foto palsu atau manipulasi informasi pada foto
[JD]