Indonesia - Sebuah video berisi fitnah terhadap calon presiden Joko Widodo (Jokowi) beredar di media sosial.
Dalam video tersebut tampak dua orang emak-emak (ibu-ibu) sedang berkampanye dari pintu ke pintu dan memberikan pengarahan kepada warga dalam bahasa Sunda.
Kedua ibu-ibu berhijab tersebut berusaha meyakinkan warga bahwa jika Jokowi menang Jokowi akan melarang azan dan membolehkan pernikahan sesama jenis.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata ibu-ibu tersebut dalam bahasa Sunda.
Dalam bahasa Indonesia perkataan tersebut berarti:
Suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin.
Perkataan ibu-ibu tersebut merupakan hoaks (berita bohong) dan dibantah oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Ma`ruf Amin yang merupakan calon wakil presiden untuk Jokowi.
"Ngawur itu. Itu fitnah dan hoaks, ada hoaks begitu, ada juga Departemen Agama dibubarkan, macam-macamlah isu keagamaan, dan tidak benar itu. Jadi ini masyarakat jangan percaya itu fitnah dan hoaks," kata KH. Ma`ruf Amin di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/2/2019).
Fitnah terhadap Jokowi semakin menjadi-jadi dari awal masa kampanye hingga menjelang pemilihan presiden pada 17 April 2019, terutama terkait masalah agama.
Beberapa fitnah dan hoaks bersifat agama terhadap Jokowi antara lain: Jokowi anggota PKI, anti-Islam, memusuhi ulama.
Fitnah dan hoaks tersebut semestinya tidak dipercaya karena kenyataannya Jokowi adalah seorang muslim dan calon pendampingnya yaitu KH. Ma`ruf Amin adalah ketua Majelis Ulama Indonesia.
Fitnah dan hoaks tersebut disengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak ingin Jokowi menjadi presiden kembali. Salah satunya pihaknya adalah mereka yang tidak ingin Indonesia yang penuh keragaman suku, ras, dan agama bersatu. [JD]
Foto: pixabay |
Dalam video tersebut tampak dua orang emak-emak (ibu-ibu) sedang berkampanye dari pintu ke pintu dan memberikan pengarahan kepada warga dalam bahasa Sunda.
Kedua ibu-ibu berhijab tersebut berusaha meyakinkan warga bahwa jika Jokowi menang Jokowi akan melarang azan dan membolehkan pernikahan sesama jenis.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata ibu-ibu tersebut dalam bahasa Sunda.
Dalam bahasa Indonesia perkataan tersebut berarti:
Suara azan di masjid akan dilarang, tidak akan ada lagi yang memakai hijab. Perempuan sama perempuan boleh kawin, laki-laki sama laki-laki boleh kawin.
Perkataan ibu-ibu tersebut merupakan hoaks (berita bohong) dan dibantah oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Ma`ruf Amin yang merupakan calon wakil presiden untuk Jokowi.
Silahkan tindakan nya @KPU_ID @bawaslu_RI @KPUD_JABAR_ @humasjabar @RTMC_PoldaJabar @DediMulyadi71 @ridwankamil pic.twitter.com/GIJE5ye3Dk
— Ary Prasetyo (@AryPrasetyo_85) February 24, 2019
"Ngawur itu. Itu fitnah dan hoaks, ada hoaks begitu, ada juga Departemen Agama dibubarkan, macam-macamlah isu keagamaan, dan tidak benar itu. Jadi ini masyarakat jangan percaya itu fitnah dan hoaks," kata KH. Ma`ruf Amin di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/2/2019).
Fitnah terhadap Jokowi semakin menjadi-jadi dari awal masa kampanye hingga menjelang pemilihan presiden pada 17 April 2019, terutama terkait masalah agama.
Beberapa fitnah dan hoaks bersifat agama terhadap Jokowi antara lain: Jokowi anggota PKI, anti-Islam, memusuhi ulama.
Fitnah dan hoaks tersebut semestinya tidak dipercaya karena kenyataannya Jokowi adalah seorang muslim dan calon pendampingnya yaitu KH. Ma`ruf Amin adalah ketua Majelis Ulama Indonesia.
Fitnah dan hoaks tersebut disengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak ingin Jokowi menjadi presiden kembali. Salah satunya pihaknya adalah mereka yang tidak ingin Indonesia yang penuh keragaman suku, ras, dan agama bersatu. [JD]