7 Hal tentang Polusi Udara Kabut Asap yang Perlu Diketahui

Indonesia - Beberapa waktu belakangan ini sejumlah daerah di Indonesia mengalami polusi udara berupa kabut asap terutama dari kebakaran hutan.



Titik-titik panas terutama yang terdeteksi di Sumatera dan Kalimantan menyebabkan munculnya kabut asap di sejumlah wilayah dan kota besar di sekitarnya. Dan karena pengaruh angin, kabut asap tersebut akhirnya tertiup menuju ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.


Kabut asap ini jelas membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat yang terdampak.


Apa pengaruh kabut asap ini dan bagaimana mengetahui kadar atau tingkat polusi udara yang ada di sekitar kita?

Berikut 7 Hal tentang Polusi Udara 


1. Ukuran Tingkat Polusi Udara 

Tingkat polusi udara diukur dalam Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dihitung berdasarkan rata-rata 24 jam tingkat konsentrasi PM2.5, di antara polutan lainnya. PM2.5 adalah polutan dominan selama episode kabut. 

Udara di sejumlah wilayah di Indonesia dipantau melalui jaringan stasiun pemantauan udara yang terletak di berbagai daerah.

Stasiun pemantauan mengukur tingkat konsentrasi zat partikulat (PM10), zat partikulat halus (PM2.5), sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon, dan karbon monoksida. Keenam parameter polutan ini menentukan ISPU. 

2. Perbedaan Konsentrasi ISPU 24 Jam dengan PM2.5 

1 Jam ISPU 24 jam didasarkan pada bacaan yang diambil selama 24 jam terakhir.

Anjuran kesehatan didasarkan pada ISPU 24 jam. Ini sejalan dengan sebagian besar penelitian tentang efek kesehatan dari paparan jangka pendek terhadap PM yang telah menggunakan pengukuran 24 jam.

Pembacaan konsentrasi PM2.5 1 jam hanya merupakan ukuran indikatif dari kualitas udara saat ini. Saat ini ada beberapa studi tentang efek kesehatan dari paparan jangka pendek ke tingkat konsentrasi PM.

Ada empat pita pada skala konsentrasi PM2.5: 0 hingga 55 untuk normal, 56 hingga 150 untuk tinggi, 151 hingga 250 untuk tinggi, dan sangat tinggi untuk pembacaan yang lebih tinggi. 

3. Angka yang Perlu Diperhatikan untuk Aktivitas 

Angka ISPU 24 jam antara 51 dan 100 berada dalam kisaran sedang, sehingga publik dapat melanjutkan aktivitas normal mereka.

Jika angka ISPU berada dalam kisaran 101 hingga 200 yang tidak sehat, disarankan masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan yang berkepanjangan atau berat.

Angka konsentrasi PM2.5 adalah indikator yang lebih baik dari kualitas udara saat ini, dan mereka yang terkait harus menggunakannya untuk memutuskan apakah akan pergi untuk kegiatan langsung di luar ruangan, seperti joging atau tidak.

Tingkat konsentrasi PM2.5 dapat berubah-ubah dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari terutama selama periode kabut lintas batas. Fluktuasi jangka pendek sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

 

4. Efek Jangka Panjang dari Kabut Asap

Partikel kabut asap dapat memengaruhi jantung dan paru-paru, terutama pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau paru kronis, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis atau gagal jantung.

Efek dan gejala kesehatan ini hanya dapat muncul hingga tiga hari setelah terpapar kabut asap.

Untuk individu yang sehat, paparan jangka pendek untuk partikel kabut tingkat tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan pada individu yang sehat. Gejala-gejala ini biasanya sembuh sendiri.



5. Apakah Masker N95 Ampuh Menahan Polusi Udara?

Kabut asap dapat mengandung partikel halus yang 2,5 mikron atau lebih kecil (PM2.5), dan penelitian telah menunjukkan bahwa masker N95 memberikan perlindungan yang baik terhadap polutan partikel karena mereka setidaknya 95 persen efisien terhadap partikel halus yang sekitar 0,1-0,3 mikron .

Tapi masker N95 hanya berfungsi jika ada yang cocok dengan wajah pemakainya.

Masker N95 dapat digunakan kembali, tetapi tidak boleh dibagikan. Masker akan berubah ketika menjadi kotor atau terdistorsi bentuknya. Berikut panduan membeli masker polusi udara agar terhindar dari paparan.

6. Apakah Masker Operasi Berfungsi untuk Cegah Kabut Asap? 

Masker bedah normal dapat melindungi hidung dan mulut pemakai dari iritasi di udara tetapi tidak efektif dalam menyaring partikel halus.

7. Hal Lain untuk Menguragi Paparan Kabut Asap

Beberapa kiat praktis meliputi:

- Ketika kualitas udara luar tampaknya memburuk, tutuplah pintu dan jendela

- Tetap di dalam ruangan dan mengurangi kegiatan fisik

- Metode pembersihan basah (mis. Mengepel atau mengelap) umumnya tidak menghasilkan debu (tidak seperti membersiohkan secara kering atau menyedot debu) dan dapat digunakan untuk menghilangkan debu yang menempel.

- Kipas atau pendingin udara dapat digunakan untuk sirkulasi dan pendinginan udara. Pebersih udara portabel dapat membantu mengurangi tingkat partikel dalam ruangan.Berikut panduan membeli pembersih udara untuk di rumah[JD]