Wartawan Provokator Malaysia : Mohamed G. Amarasinge

Malaysia - Pembunuhan 6 warga migran Myanmar oleh warga Muslim yang terjadi di Selayang, Malaysia yang terjadi pada 30 Mei sampai 8 Juni 2013, dipercaya akibat terprovokasi oleh pemberitaan bias serta manipulasi foto konflik komunal di Myanmar.

Pemberitaan bias dan manipulasi foto mengenai kondisi di Myanmar sering terjadi setelah beberapa konflik komunal di Myanmar terjadi. Pemberitaan yang bias dan manipulasi foto ini, diakui atau tidak diakui juga melibatkan para jurnalis/wartawan termasuk jurnalis terkemuka seperti BBC dan New York Times. Setidaknya ini disadari oleh beberapa blogger Myanmar yang membahas mengenai hal berikut:.

Foto Manipulasi Kerusuhan Lashio, Myanmar
Foto Manipulasi Kerusuhan Lashio, Myanmar, hlaoo1980.blogspot
Foto yang telah dimanipulasi ini beredar di media massa seperti di BBC Word News dan media besar lainnya di dunia dengan diberi judul segerombolan warga Buddhis mengendarai sepeda motor dalam konflik anti-Muslim di Lashio, Myanmar.

Sesungguhnya, foto tersebut merupakan foto keadaan lalu lintas sepeda motor di jalan raya yang padat di kota Lashio, Myanmar dan wartawan foto mengedit (memotongnya) sehingga nampak seperti hanya orang yang membawa kayu besar dengan mengendarai sepeda motor dan seperti segerombolan orang pengendara sepeda motor yang bersenjata.

Foto Asli Kepadatan Lalu Lintas di Lashio
Foto Asli Kepadatan Lalu Lintas di Lashio, Foto: hlaoo1980.blogspot
Dan foto yang menyesatkan serta kisah melodramatis yang ditampilkan sebagai beritanya dengan senang hati diambil dan dipublikasi ulang oleh pihak BBC haluan kiri yang pro Muslim dan sayap kiri New York Times.

Foto tersebut dan foto-foto lainnya yang mencemarkan Myanmar tersebut diambil oleh Mohamed Gemunu Amarasinge, seorang wartawan foto asal Malaysia yang bekerja dan didanai oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Diketahui sebagai Muslim, sampai sekarang Gemunu Amarasinge telah meliris banyak berita-berita palsu dengan  foto-foto yang dimanipulasikan untuk memebsar-besarkan isu sentimen anti-Muslim di Myanmar ke dunia internasional.

Gemunu Amarasinge mengaku bekerja untuk kantor berita terkemuka seperti AFP dan AP (dapat dilihat bahwa setiap fotonya yang beredar diberi keterangan sebagai milik AFP atau AP), namun pada dasarnya ia adalah wartawan foto bayaran yang dibayar oleh OKI yang dapat menjual kembali karyanya kepada siapapun. Beberapa tahun belakangan ini Gemunu Amarasinge sering keluar masuk Myanmar tanpa terganggu oleh otoritas Myanmar yang tidak tahu motif sebenarnya di balik semua berita dan foto palsunya tersebut.

Berita dan foto palsunya mengenai konflik komunal di Meikhtila, Myanmar telah dipublikasikan secara luas di surat kabar-surat kabar dan majalah berita saat ia kembali ke Malaysia dan banyak warga Myanmar yang kembali dari Malaysia percaya bahwa Gemunu Amarasinge adalah salah satu penghasut utama di balik pembunuhan warga Myanmar di Malaysia baru-baru ini.

Alih-alih melaporkan pemberitaan yang aktual dan bebas dari bias, Gemunu Amarasinge justru memilih hanya mengisahkan cerita dan foto-foto yang dilebih-lebihkan yang menggambarkan warga Buddhis menyerang warga Muslim yang diperlihatkan seolah-oleh penuh kemalangan. Dan ia dengan sangat sengaja mengabaikan penyerangan warga Muslim di Myanmar. Pada kerusuhan di Meikhtila, Kamis 21 Maret 2013, ia menghilangkan sama sekali pemicu utama kerusuhan tersebut yaitu kerusuhan warga Muslim yang secara brutal membantai seorang bhiksu bernama Shin Thawbitta.[Sumber]