Amerika Serikat - Aung San Suu Kyi menempati urutan ketiga sebagai Pemimpin Besar dunia dalam daftar yang dikeluarkan oleh Majalah Fortune 2016.
Aung San Suu Kyi, ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Myanmar, berdiri di tempat ketiga dari 50 pemimpin terbesar di dunia dalam daftar Majalah Fortune (Fortune Magazine) .
Majalah Fortune adalah sebuah majalah bisnis multinasional yang berbasis di New York dan didirikan pada tahun 1930. Daftar telah, sudah dipublikasikan secara online, akan muncul di majalah cetak edisi 1 April 2016.
Jeff Bezos, CEO Amazon, menduduki urutan pertama dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengikutinya. Suu Kyi berdiri di tempat ketiga diikuti oleh Paus Fransiskus dan CEO Apple Tim Cook.
Majalah Fortune menyatakan bahwa Suu Kyi, putri Jenderal Aung San, pemimpin kemerdekaan, memimpin negara keluar dari kediktatoran militer menuju demokrasi setelah junta mengenakan tahanan rumah selama hampir 20 tahun.
Suu Kyi memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1991 dan pemilihan umum tahun lalu.
Menurut Majalah Fortune, di tengah kemelut bangsa Myanmar dalam ekonomi dan konflik etnis, Aung San Suu Kyi telah menunjukkan keasliannya sebagai pemimpin - kemauannya untuk menghidupkan pesan yang tepat dengan berbagai upaya, dapat menjadi kekuatan yang luar biasa untuk kebaikan.[JD]
Baca juga: 5 Negara Paling Rasis, 4 di Antaranya Negara Mayoritas Muslim
Aung San Suu Kyi, ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Myanmar, berdiri di tempat ketiga dari 50 pemimpin terbesar di dunia dalam daftar Majalah Fortune (Fortune Magazine) .
Majalah Fortune adalah sebuah majalah bisnis multinasional yang berbasis di New York dan didirikan pada tahun 1930. Daftar telah, sudah dipublikasikan secara online, akan muncul di majalah cetak edisi 1 April 2016.
Jeff Bezos, CEO Amazon, menduduki urutan pertama dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengikutinya. Suu Kyi berdiri di tempat ketiga diikuti oleh Paus Fransiskus dan CEO Apple Tim Cook.
Majalah Fortune menyatakan bahwa Suu Kyi, putri Jenderal Aung San, pemimpin kemerdekaan, memimpin negara keluar dari kediktatoran militer menuju demokrasi setelah junta mengenakan tahanan rumah selama hampir 20 tahun.
Suu Kyi memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1991 dan pemilihan umum tahun lalu.
Menurut Majalah Fortune, di tengah kemelut bangsa Myanmar dalam ekonomi dan konflik etnis, Aung San Suu Kyi telah menunjukkan keasliannya sebagai pemimpin - kemauannya untuk menghidupkan pesan yang tepat dengan berbagai upaya, dapat menjadi kekuatan yang luar biasa untuk kebaikan.[JD]
Baca juga: 5 Negara Paling Rasis, 4 di Antaranya Negara Mayoritas Muslim